Cerita ini diawali pada sekitar tahun 1470. Seorang anak laki-laki lahir dan diberi nama Piri Reis.
Walaupun lokasi yang tepat dari kelahirannya tidak diketahui, namun diyakini bahwa Piri Reis lahir di suatu tempat di wilayah Kekaisaran Ottoman Turki. Pamannya, Kamal Reis, awalnya adalah seorang bajak laut, tapi kemudian diangkat sebagai Laksamana di laut Mediterania. Jabatan militer ini kemudian diambil alih oleh Piri Reis, setelah pamannya tersebut tewas tenggelam terkena badai samudra pada tahun 1511.
Piri Reis yang memiliki kesungguhan belajar yang tinggi, membuatnya memahami secara mendalam ilmu Kartografi (ilmu membuat peta) dan Geografi. Tahun 1513, Piri Reis membuat buku pertamanya yang merupakan hadiah untuk Suleiman I, raja kerajaan Ottoman saat itu. Buku tersebut direvisi sekali dalam hidupnya dan sekali setelah kematiannya. Pada tahun 1555, Saat Piri Reis berusia 90 tahun dan hidup di Mesir, ia dihukum pancung karena tidak mendukung kebijakan penguasa Utsmaniyah saat berperang melawan Portugal.
Beberapa Abad kemudian, tepatnya abad ke 19, Menteri Pendidikan Turki memperkerjakan Gustav Deissmann, seorang Teolog dari Jerman, untuk mengarsipkan semua barang-barang di Istana Topkapi, Istanbul, Turki. Saat itulah ditemukan sekelompok gulungan peta yang diyakini dibuat oleh Piri Reis. Pada tahun 1929, salah satu peta tersebut berhasil dibawa keluar (dicuri?) oleh Teolog tersebut. Gustav Deissmann menghubungi ahli sejarah orientalis, yang kemudian membenarkan bahwa peta tersebut sebagai bagian dari peta dunia yang dibuat oleh Piri Reis.
Peta Piri Reis tersebut dibuat menggunakan kulit kijang. Keakuratan peta yang dibuat Piri Reis sangat mengagumkan (mengingat teknologi saat itu yang belum memiliki satelit pengawas dan pemeta permukaan bumi). Sebagian peta tersebut menurut catatan Piri Reis disadur dari peta di perpustakaan kekaisaran Konstatinopel, termasuk peta kuno yang dibuat pada 300 SM.
Hal lain yang menakjubkan tentang peta Piri Reis ini adalah catatan tulisan tangan pada peta yang begitu detail, seperti iklim, hewan-hewannya, serta suku-suku yang berdiam di suatu wilayah. Piri menyebutkan pada catatannya, warna dari jenis bulu burung, bagaimana bulu-bulunya digunakan oleh suku setempat, dan burung-burung yang dimakan oleh orang-orang di sana. Dalam catatannya pun, Piri Reis menyebutkan bahwa dunia tidak datar (padahal pada masa itu, masih memiliki pemahaman bahwa dunia itu datar). Petanya begitu sempurna dengan detail yang akurat tentang Pantai-pantai Afrika, Asia dan Mediterania.
Hal yang misterius dari peta Piri Reis ini adalah tentang peta Antartika di pesisir Amerika Selatan. Penggambaran dan detail peta Antartika ini begitu sempurna, terlalu sempurna malah. Hal ini telah dibandingkan dengan peta Antartika saat ini, dan ditemukan keakuratan yang sama antara peta Antartika Piri Reis dan Peta Antartika Modern yang baru dibuat pada abad 20.
Hal ini membuat para ilmuwan bertanya-tanya. Begitu detailnya gambaran peta antartika Piri Reis, seolah-olah pada era Piri Reis hidup dan membuat peta itu, tidak ada es sama sekali yang menutupi antartika! Piri Reis menggambarkan dan menuliskan catatan detail begitu akurat tentang kondisi tanah antartika, jenis tanah, mahluk yang hidup didalamnya. Padahal saat ini, permukaan antartika diselimuti oleh es yang tebalnya bisa mencapai 5 kilometer!!!! Ilmuwan bertanya-tanya, dari peta manakah ia memperoleh pengetahuan ini, atau dari siapakah dia mendapatkan pengetahuan menakjubkan ini? Mengingat teknologi saat itu tidak memungkinkan manusia mampu menggali es sedalam 5 km untuk mengetahui jenis tanahnya.
Misteri peta Piri Reis lainnya adalah ternyata peta tersebut hanyalah sobekan dari peta yang lebih besar. Jadi, masih ada bagian lain dari peta tersebut di suatu tempat di muka bumi ini yang mungkin menyimpan catatan-catatan menakjubkan lain tentang misteri permukaan planet Bumi, misalnya mungkin lokasi dimana mahluk bernama Dajjal berada???
Posting Komentar